Resensi Anak Kos Dodol Lagi

on Minggu, 29 Maret 2009

Anak Kos Dodol Lagi: Hikmah dalam Irama Cerita yang Unik

 

Penulis             : Dewi "Dedew" Rieka

Penerbit           : Gradien Mediatama

Tebal               : 208 halaman

Cetakan           : I, 2008

 

Kali ini Dewi “dedew” Rieka kembali menggebrak (emang meja?) dengan tulisannya. Anak kos dodol beranak pinak dan menghasilkan buku barunya yang berjudul anak kos dodol lagi. Dalam 21 cerita yang ada di buku ini diceritakan kembali tentang suka-duka-tawa-tangis menjadi seorang anak kos.

 

Cerita pertamanya, I feel love in the air (hal 19), bercerita tentang sebuah kosan yang rindu akan belaian pria. Mereka kesepian di hari kasih sayang, mau keluar bete. Hingga akhrinya julia datang membawa perubahan (syett, mirip iklan parpol ya), ruang tengah kos jadi berwarna, mereka menemukan kasih sayang lain, kasih sayang dari seorang sahabat.

 

Si ganteng sarang perawan (hal 26), Magelang story: seru-syeram-tegang (hal 36), Bye-bye benda panjang (hal 46) hingga Peristiwa subuh (hal 56) pun menghiasi buku yang super konyol dan dodol ini. Kemudian ia melanjutkan ceritanya dengan Mengejar mas-mas (hal 63), Sahur, sahurrr... (hal 73), Nunuk, si miss pikun (hal 78), Aku cantik (84), dan Rencana Tuhan yang terbaik (hal 90) yang menyajikan hikmah luar biasa yang dibalut dengan cerita yang khas, unik dan tetap konyol.

 

Balada bioskop Djokdja (97), Insiden kamar mandi (hal 106), Makhluk-makhluk dodol kelas E (hal 113), Sarah korban mabulir (123), Cinta salah jalan (hal 135), hingga Tragedi musim ujian (hal 148), pun bercerita secara alamiah tentang berbagai keteledoran yang sering menimpa anak kos.

  

Kemudian dedew menulis cerita konyol penuh makna lainnya, Hebatkah aku? (hal 157), dalam cerita ini Dedew jadi solihah! Ia ikut kegiatan RDK (ramadhan di kampus) berbagai kegiatan telah membuatnya merasa ramadhan kali ini menjadi begitu bermakna. Akan tetapi, saat sedang sholat tarawih ia merasa risih dengan seorang cewe yang hanya duduk-duduk di pojokan masjid, sementara ia dan teman-temannya hanya kebagian tempat di teras. Setelah tarawih selesai, ternyata ia salah, si cewe yang cantik itu ternyata lumpuh. Anggapan dedew tentang perubahan dirinya pun menjadi pertanyaan baginya.

 

Eits, cerita koyol dedew tidak berhenti sampai disini. Bukan kambing kurban (hal 163), JJS: jalan-jalan sial (hal 174), dan tunggu aku di terminalmu (hal 187) yang bercerita tentang keadaan anak-anak kosan Dedew, dibuat kembang kempis karena kehadiran Rama -temen kenalan mba Diaz di terminal. Selain mukanya yang kiyut-kiyutan ia juga baik. Tapi mendadak hati temen-temen kosan hancur berkeping-keping karena rama nembak mba diaz. Ternyata kulit tak sesuai dengan isinya. Rama ternyata seorang pencuri!

Akhirnya, buku ini ditutup dengan cerita yang sangat menyentuh, tentang sebuah nama (hal 195) yang mengisahkan tentang cerita Lis, sahabat dedew, tak akan sempat lagi menyapanya ketika dinyatakan hilang dalam pendakian gunung slamet. Hingga ia benar-benar pergi membawa segenggam senyuman...

 

Perempuan Sunda-Bugis Enrekang ini telah membuat karya yang cukup memesona. Meskipun penggunaan tanda bintang (*) pada tengah kalimat dan beberapa kata-kata vulgar yang seringkali mengganggu saya ketika menikmati buku ini, buku ini tetap memberikan nuansa baru bagi dunia literasi Indonesia. tiap orang punya ciri khas dalam berkarya, dan inilah cara khas Dewi Rieka Kustiantari dalam memberikan kontribusi bagi dunia penulisan Indonesia, melalui hikmah-hikmah kehidupan yang dituangkan melalui goresan pena dengan irama cerita yang unik.   

  

    

5 komentar:

syaifulamri mengatakan...

Bagus sekali

Longing... mengatakan...

thanks, komentarnya pul..

Bang Mush.. mengatakan...

bagus san,semangaty

Anonim mengatakan...

jadi pengen baca

Unknown mengatakan...

bagus. Bahasanya renyah dan enak di baca.

Posting Komentar