Judul: Belajar Goblok Dari Bob Sadino
Penulis: Dodi Mawardi
Ukuran: 13, 5 x 25 mm
Jumlah Halaman: 137 Halaman
Penerbit: Kintamani Publishing
Genre: Buku Bisnis
Tanggal Penerbitan: Februari 2009
ISBN: 979964636
Goblok dan wirausaha, adakah kaitannya? Secara sekilas, dua kata ini sangat bertolak belakang. Kesuksesan sebuah usaha memerlukan sebuah ilmu bisnis yang mendalam. Sementara itu, goblok pun tak akan mampu menunjang kesuksesan sebuah usaha. Dodi Mawardi, melalui sikap dan penuturan Bob Sadino, mampu memutarbalikkan kata negatif tersebut menjadi bermakna positif. Goblok dan kesuksesan wirausaha merupakan satu kesatuan yang saling mendukung.
Pendiri kem Chick yang mempunyai gaya “nyeleh” ini kini telah menjadi icon khas dari dunia entrepreuneur Indonesia. Menurut Bob Sadino, goblok adalah sikap dasar kalau mau belajar menjadi seorang pewirausaha. Karena, nantinya akan banyak ditemui fenomena, kejadian, pengetahuan, atau ilmu baru yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Seseorang yang sudah merasa pandai, menurut Bob, sebenarnya telah memenggal kepalanya sendiri. Baginya, seorang yang pintar, pasti mempunyai pengetahuan yang lebih, semakin tahu risikonya, maka seseorang akan semakin takut untuk mencoba.
Menurut beliau, ada 3 alasan mengapa kebanyakan orang gagal, bahkan tidak pernah bisa menjadi pengusaha;
a. Takut
Seseorang tidak akan bisa dan tidak akan pernah bisa menjadi pengusaha kalau rasa takut masih mendekap dalam diri seseorang. Ia tidak akan bisa bergerak apabila takut melakukan sesuatu. Jika ingin melakukan sesuatu jangan memendam rasa takut dalam diri kita.
b. Banyak Berharap
Menurut Bob Sadino, seseorang gagal apabila ia terlalu banyak berharap. Akan tetapi, pada kenyataannya, dengan hanya menunggu, harapan mereka tidak akan bisa terealisasi. Mereka hanya akan sibuk berharap tanpa di barengi dengan tindakan nyata.
c. Belenggu
Banyak orang terbelenggu oleh fikirannya. Tanpa dia sadari, belenggu tersebut adalah hasil pemikiran orang lain yang ia serap dan ia simpan rapat-rapat di dalam otaknya tanpa berusaha untuk mencoba menerapkan dalam tindakan. Jika ingin jadi pengusaha, just do it.
Dalam buku ini, pemaparan dari Bob Sadino sangat real dan nyata. Ia menjelaskan bahwa, sebelum memulai untuk belajar, kita harus menjadi 'goblok' dulu. Goblok dalam hal ini mempunyai makna kita mau untuk belajar dan mengosongkan pikiran dalam proses belajar. Dalam proses belajar, kita jangan bersikap sok tahu, merasa diri sudah pintar, sehingga kita menjadi tertutup terhadap pelajaran yang baru, termasuk pengalaman.
Akan tetapi, pemaparan buku ini masih bersikap parsial, berdasarkan pada asumsi satu orang semata. Memang asumsi ‘goblok’ sebagai wahana pembelajaran sudah cukup baik. Akan tetapi, kesuksesan sebuah wirausaha kadang memerlukan pengetahuan yang cukup luas. Adakalanya wirausaha mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan yang spesifik dan unik memerlukan pengetahuan yang luas dan mendalam.
Terlepas dari itu semua, secara keseluruhan buku ini sangat baik untuk dijadikan referensi buku entrepreneur. Kita bisa belajar secara langsung bagaimana seorang Bob Sadino mengelola bisnisnya. Filosofi dan tag line “Belajar Goblok” sangat pas untuk dijadikan sebuah judul buku karena memang inti dari sebuah pembelajaran adalah mengosongkan pikiran agar kita bisa belajar banyak darinya. Lepaskan diri kita dari segala kesombongan ilmu yang kita miliki, mulailah belajar untuk mengosongkan pikiran, membuka diri dari segala ilmu yang mampu kita peroleh dari berwirausaha.
Anak Kos Dodol Lagi: Hikmah dalam Irama Cerita yang Unik
Penulis : Dewi "Dedew" Rieka
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 208 halaman
Cetakan : I, 2008
Kali ini Dewi “dedew” Rieka kembali menggebrak (emang meja?) dengan tulisannya. Anak kos dodol beranak pinak dan menghasilkan buku barunya yang berjudul anak kos dodol lagi. Dalam 21 cerita yang ada di buku ini diceritakan kembali tentang suka-duka-tawa-tangis menjadi seorang anak kos.
Cerita pertamanya, I feel love in the air (hal 19), bercerita tentang sebuah kosan yang rindu akan belaian pria. Mereka kesepian di hari kasih sayang, mau keluar bete. Hingga akhrinya julia datang membawa perubahan (syett, mirip iklan parpol ya), ruang tengah kos jadi berwarna, mereka menemukan kasih sayang lain, kasih sayang dari seorang sahabat.
Si ganteng sarang perawan (hal 26), Magelang story: seru-syeram-tegang (hal 36), Bye-bye benda panjang (hal 46) hingga Peristiwa subuh (hal 56) pun menghiasi buku yang super konyol dan dodol ini. Kemudian ia melanjutkan ceritanya dengan Mengejar mas-mas (hal 63), Sahur, sahurrr... (hal 73), Nunuk, si miss pikun (hal 78), Aku cantik (84), dan Rencana Tuhan yang terbaik (hal 90) yang menyajikan hikmah luar biasa yang dibalut dengan cerita yang khas, unik dan tetap konyol.
Balada bioskop Djokdja (97), Insiden kamar mandi (hal 106), Makhluk-makhluk dodol kelas E (hal 113), Sarah korban mabulir (123), Cinta salah jalan (hal 135), hingga Tragedi musim ujian (hal 148), pun bercerita secara alamiah tentang berbagai keteledoran yang sering menimpa anak kos.
Kemudian dedew menulis cerita konyol penuh makna lainnya, Hebatkah aku? (hal 157), dalam cerita ini Dedew jadi solihah! Ia ikut kegiatan RDK (ramadhan di kampus) berbagai kegiatan telah membuatnya merasa ramadhan kali ini menjadi begitu bermakna. Akan tetapi, saat sedang sholat tarawih ia merasa risih dengan seorang cewe yang hanya duduk-duduk di pojokan masjid, sementara ia dan teman-temannya hanya kebagian tempat di teras. Setelah tarawih selesai, ternyata ia salah, si cewe yang cantik itu ternyata lumpuh. Anggapan dedew tentang perubahan dirinya pun menjadi pertanyaan baginya.
Eits, cerita koyol dedew tidak berhenti sampai disini. Bukan kambing kurban (hal 163), JJS: jalan-jalan sial (hal 174), dan tunggu aku di terminalmu (hal 187) yang bercerita tentang keadaan anak-anak kosan Dedew, dibuat kembang kempis karena kehadiran Rama -temen kenalan mba Diaz di terminal. Selain mukanya yang kiyut-kiyutan ia juga baik. Tapi mendadak hati temen-temen kosan hancur berkeping-keping karena rama nembak mba diaz. Ternyata kulit tak sesuai dengan isinya. Rama ternyata seorang pencuri!
Akhirnya, buku ini ditutup dengan cerita yang sangat menyentuh, tentang sebuah nama (hal 195) yang mengisahkan tentang cerita Lis, sahabat dedew, tak akan sempat lagi menyapanya ketika dinyatakan hilang dalam pendakian gunung slamet. Hingga ia benar-benar pergi membawa segenggam senyuman...
Perempuan Sunda-Bugis Enrekang ini telah membuat karya yang cukup memesona. Meskipun penggunaan tanda bintang (*) pada tengah kalimat dan beberapa kata-kata vulgar yang seringkali mengganggu saya ketika menikmati buku ini, buku ini tetap memberikan nuansa baru bagi dunia literasi Indonesia. tiap orang punya ciri khas dalam berkarya, dan inilah cara khas Dewi Rieka Kustiantari dalam memberikan kontribusi bagi dunia penulisan Indonesia, melalui hikmah-hikmah kehidupan yang dituangkan melalui goresan pena dengan irama cerita yang unik.
Label: Resensi